Thursday, 4 September 2014

What is a teacher?

Dulu ketika saya masih seorang pelajar, guru saya artikan sebagai orang yang mengajar di kelas. Entah berapa banyak nama guru yang dulu pernah mengajar saya dari SD. Seiring waktu, saya mulai mendapati banyak model guru. Ada yang galak (atau sok galak), ada yang humoris, ada yang membosankan, ada yang seperti terpaksa jadi guru, ada yang tidak kompeten sama sekali, ada juga guru yang cabul, namun ada juga guru yang benar-benar menginspirasi.

Ada satu guru ketika saya masih SMA yang memaksa semua muridnya untuk mengikuti les tambahan di rumahnya. Saya salah satu murid yang ogah bayar lagi hanya untuk les tambahan. Lalu apa konsekuensi yang saya dapat? Ya, saya dipermalukan di depan kelas. Sang guru menyuruh saya untuk mengerjakan sebuah soal yang belum sama sekali dibahas, namun di tempat les, materi tersebut sudah dibahas. Sang guru memberikan soal dan meminta saya untuk mengerjakannya. Malang tak dapat ditolak, saya mati berdiri. Lalu, sang guru meminta salah satu murid lain (peringkat paling bawah di kelas) untuk mengerjakannya. Ajaib, dalam 2 menit dia bisa mengerjakannya!
Saya yang tergolong pandai di kelas pun jadi bahan tertawaan seisi kelas. Lalu apa itu salah saya?

Mulai dari sana, saya membulatkan tekad untuk menjadi seorang guru. Benar-benar seorang guru.
Singkat waktu, saya mengambil program studi Pendidikan Matematika di sebuah perguruan tinggi negeri di Lampung. 7 tahun saya habiskan waktu di kampus untuk mendapatkan gelar S.Pd tersebut, maklum kuliah sambil kerja. Sejak semester 8 saya sudah mulai berkecimpung di dunia pendidikan menjadi seorang guru matematika di sebuah sekolah bertaraf international yang elit di kota Bandar Lampung. Dari mengajar primary 4 (kelas 4 SD) kemudian naik menjadi guru untuk secondary, saya telah menghabiskan 4 tahun mengajar di sekolah tersebut.

Dalam kurun waktu tersebut, saya melihat dan menyelami seorang guru bukan lagi dari sudut pandang murid. Tetapi sebagai pelaku itu sendiri. So, what is a teacher?

I have a good poem about  it. (i got it from my philippino)

THE LITTLE BOY
By Helen E. Buckley

Once a little boy went to school.
He was quite a little boy.
And it was quite a big school.
But when the little boy
Found that he could
go to his room
....
download lanjutannya disini


Teacher is a motivator, entertainer, artist, and developer.
Kenapa saya mengatakan bahwa guru seorang motivator? Di kelas, hampir semua murid datang dengan tingkat stress tingkat dewa. Apalagi jika anda mengajar di sekolah yang bonafit. Coba anda tanyakan apa kegiatan mereka selepas pulang sekolah? les mandarin, les matematika, les musik, les gitar, les piano, les futsal, dll. Kemudian, tanyakan lagi jam berapa les mereka itu selesai?
Can you imagine, how stressful they are? That's why before we give them our lesson, check their happiness level first. Give them motivation.

Teacher is an entertainer. Seperti halnya di atas, seorang guru juga harus mampu menghibur murid-muridnya.Mampu menyampaikan materi dengan fun dan murid bisa menikmati proses belajarnya. Mengenai games dalam kelas, akan saya posting dikemudian hari.

Teacher is an artist. Guru bukan saja seorang pemimpin di kelas. Dari semenjak guru masuk ke ruangan kelas, secara tak sadar mereka sama saja seperti artis. Semua mata murid tertuju kepada diri guru tersebut. So, what kind of artist are you? Apa guru itu harus rapi? klimis? sepatu hitam pantofel yang mengkilap? TIDAK! Tapi bersih, HARUS! Mengajar di sekolah international, manajemen sekolah tidak mengharuskan gurunya memakai celana dasar dan sepatu pantofel. Saya selalu memakai celana jeans formal dan sepatu boot. Namun, bukan penampilan yang saya tekankan di sini, namun seorang guru yang bisa menjadi contoh, role model layaknya artis besa yang menjiwai seni mengajar.

and the last, teacher is a developer. Murid adalah aset yang sangat berharga. sama seperti halnya tanah yang masih kosong. Semua murid adalah potensial. Seorang developer yang hebat, selalu mampu "menjual" aset yang diberikan kepadanya kepada investor dengan harga yang tinggi. Bagaimana caranya? LEARN HOW TO TEACH, TEACH HOW TO LEARN.

Jadi seorang guru adalah mulia pada hakikatnya. Seiring perkembangan jaman, guru bukan hanya seorang pengajar. Dan setiap murid adalah pribadi yang unik.
Untuk para calon guru, lebih beri banyak waktu untuk menyelami pribadi-pribadi murid anda.




No comments:

Post a Comment